TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Transportasi, Carmelita Hartoto mengatakan ke depan tantangan bagi industri transportasi dan logistik bakal makin sulit. Salah satunya, karena adanya pelambatan ekonomi global yang berdampak pada perdagangan dunia.
"Saya meyakini sektor transportasi akan terus tumbuh, meski kinerjanya akan semakin berat. Mengingat kondisi globalnya tidak pasti akibat perang dagang, yang sedikit banyak memengaruhi ekonomi domestik," kata Carmelita di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 16 Oktober 2019.
Menurut Carmelita, selain dari tekanan eksternal, tekanan juga datang akibat biaya logistik nasional yang masih mahal. Menurut dia, perbandingan biaya logistik saat ini mencapai 24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Biaya logistik ini jauh lebih besar dibandingkan sejumlah negara di Asia Tenggara maupun Asia Timur lainnya. Di negara lain seperti Vietnam misalnya, perbandingan biaya logistik hanya mencapai 20 persen, Thailand 15 persen, Malaysia 13 persen dan Jepang 8 persen.
Selain itu, Carmelita juga menjelaskan, tingginya biaya logistik nasional disebabkan karena belum optimalnya pembangunan infrastruktur. Hal ini, salah satunya tergambar lewat peringkat kinerja infrastruktur logistik Indonesia yang masih rendah di banding negara lainnya.
Merujuk data Logistic Performance Index yang dirilis oleh World Bank pada 2018, disebutkan bahwa peringkat indeks kinerja infrastruktur Indonesia berada pada posisi 46 dari 160 negara. Posisi ini jauh lebih rendah dibanding Malaysia di posisi 41, Vietnam 39 dan Thailand di posisi ke 32.